teks
Friday, November 28, 2014
Thursday, November 20, 2014
proses produksi konveksi.Oc
MAKALAH
PROSES
PRODUKSI DIINDUSTRI KONVEKSI
Makalah
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Konsep Teknologi
DOSEN
:
MISBACH
MUNIR.ST.MT.
Oleh :
Mahfud
Sholeh 201469030033
Nur
Alwan 201469030021
Abdul
Jabbar Ash-Ashiddiq 201469030019
Abdul
Majid 201469030062
Gunawan 201469030020
PROGRAM TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS YUDHARTA
PASURUAN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Proses Produksi Diindustri konveksi, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Pak Misbach Munir yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Sengonagung
,17 september 2014
Penyusun
Daftar ISi
Halaman Judul……………………………………….………………………………………I
Kata Pengantar………………………………………………………………………………II
DAftar ISi…………………………………………………………………………………..III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………….………………………………………..1
1.2 ujuan Masalah………………………………….…………………………...…….1
BAB II PROSES PRODUKSI DAN IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
1.1 Profil
perusahaan konveksi Duta Collections’
………………………………….2
1.2 Proses
Produksi dan Identifikasi permasalahan………………………………….2
1.3 Identifikasi
Permasalahan………………………………………………………..3
2. PEMANTAUAN
2.1 Faktor Teknis……………………………………………………………………..4
2.2 Faktor Manusia……………………………………………………………..……5
3. UPAYA PENGETAHUAN,
REKAYASA PENGENDALIAN DAN PENANGGULAN
3.1 Rekayasa
Teknologi Pengendalian………………………………………………5
3.2 Pencegahan
dan Penanggulan Dari Aspek Manusia……………………………..6
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..8
4.2
Saran……………………………………………………………………………..8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri konveksi adalah suatu
perusahaan yang menghasilkan pakaian jadi pakaian wanita, pria, anak,
pakaian olahraga, maupun pakaian-pakaian partai politik. Industri konveksi bisa
di bilang perusahaan yang sedang karena tenaga kerjanya masih dibilang sedikit.
Umumnya, perusahaan-perusahaan konveksi mempergunakan bahan baku berupa tekstil
dari bermacam-macam jenis, seperti katun, kaos, linen, polyester, rayon, dan
bahan-bahan syntesis lain ataupun campuran dari jenis bahan-bahan tersebut.
Pada perusahaan konveksi ‘Duta
collection’s’ mempunyai alat-alat yang biasanya digunakan yaitu berupa mesin
potong, mesin jahit, alat sablon, setrika, jarum jahit, kursi kerja, papan
potong bahan, meja setrika dan meja pengepakan.
Bahan-bahan dan alat yang
dipegunakan dalam mengelola industri perusahaan konveksi ini dapat menjadi
faktor penyebab terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat
berpengaruh pada tingkat produktivitas. Alangkah baiknya jika kita bisa
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat membantu tenaga kerja
terhindar dari gangguan-gangguan pada lingkungan kerja.
1.2 TUJUAN MASALAH
- Mengetaui profil perusahaan konveksi duta collections’.
- Mengetahui proses produksi dan identifikasi permasalahan.
- Mengetahui pemantauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
- Mengetahui upaya Pengetahuan Rekayasa, Pengendalaian Dan Penanggulangan.
BAB II
1.
PROSES PRODUKSI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1.1
Profil perusahaan konveksi Duta
Collections’.
Perusahaan konveksi Duta Collections’ didirikan oleh lembaga yayasan darut
taqwa pada tahun 2013. Duta Collections’ berada dijln.pondok pesantren ngalah no 16 sengonagung purwosari pasuruan. Perusahaan ini memproduksi
berbagai macam kaos olahraga dan model baju lainnya mulai ukuran S hingga
ukuran yang besar 3XL. Sejak berdirinya perusahaan ini hingga sekarang
mempunyai 15 karyawan tetap, masing- masing karyawan
mempunyai tugas dan pekerjaan. Diantaranya yaitu:
Karyawan bagian control 2 orang
Karyawan
bagian pemotongan: 2 orang
Karyawan
bagian sablon: 1 orang
Karyawan
bagian obras dan jahit: 9orang
Karyawan
bagian paking: 1 orang.
Perusahaan konveksi Duta
Collections’ memiliki jam kerja yang sudah
ditentukan yaitu pada pukul 07.00 sampai 15.00 WIB. Banyak pelanggan yang
memesan kaos olahraga dengan menghubungi nomer telepon (0343)613116. Hingga
sekarang perusahaan konveksi ini berjalan dengan lancar dan sukses.
1.2
Proses Produksi dan Identifikasi permasalahan.
- a. diagram alir dan uraian proses produksi.
- a. Uraian proses produksi:
- Bahan baku dipasok dari agen kemudian diangkut menggunakan alat transportasi menuju tempat penyimpanan barang.
- Bahan baku tekstil ditata sedemikian rupa pada rak penyimpanan agar tidak membahayakan.
- Setelah dari gudang, bahan baku akan melalui proses penjiplakan pola dan pemotongan. Bahan digelar di atas papan potong, setelah itu digambar sesuai dengan pola karton yang sudah disiapkan. Setelah semua pola selesai dijiplak, bahan tekstil dipotong sesuai dengan bentuk pola menggunakan mesin pemotong kain.
- Setelah bahan menjadi potongan-potongan pola, bagian-bagian yang memerlukan sablon akan masuk ke bagian penyablonan. Pada proses ini terlebih dahulu gambarnya akan didesain di komputer kemudian disablon secara printing ataupun secara manual.
- Setelah melalui proses penyablonan potongan-potongan bahan tersebut akan diobras sekaligus dijahit menggunakan mesin obras jahit benang 4, dikelim dengan mesin jahit kelim, dan juga dipasangkan over deck pada bagian garis lehernya.Sama halnya dengan menjahit baju kain.
- Setelah pakaian selesai dijahit, pakaian akan melewati proses finishing yaitu buang benang.
- Pakaian jadi yang telah selesai dijahit dan telah melalui proses buang benang akan dicek kelayakannya dengan cara quality control yang dilakukan oleh pimpinan industri sendiri.
- Pakaian yang lolos quality control akan dikemas dalam plastik kemasan.
- Pakaian yang telah dikemas akan diangkut dengan alat transportasi untuk didistribusikan.
1.3
Identifikasi Permasalahan
a. Faktor Lingkungan Kerja
1. Proses
pemasokan barang : Polusi udara, cuaca.
2. Gudang
Bahan
: Penerangan, iklim kerja, debu.
3.
Pemotongan
bahan
: Penerangan, iklim kerja, debu.
4.
Sablon
: Penerangan, iklim kerja, bahan kimia, uap
5.
Menjahit
: Penerangan, iklim kerja, kebisingan, getaran, debu.
6. Finishing
: Penerangan, iklim kerja, debu.
7. Quality
control
: Penerangan, iklim kerja, debu.
8.
packing
: Penerangan, iklim kerja, debu.
9. Proses
distribusi
: Polusi udara, cuaca.
- b. Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja
Prose
produksi:
1. Proses
pemasokan barang: bahaya kecelakaan lalu lintas.
2. Gudang:
bahaya kebakaran.
3. Pemotongan:jari
terpotong, tersengat arus listrik, kebakaran akibat konsleting.
4. Sablon:
Tangan terkena bahan kimia, gangguan pernafasan, gangguan. penglihatan akibat
kelelahan bekerja pada komputer, tangan terkena setrika, tersengat arus
listrik.
5. Menjahit:
Jari terkena jarum, tersengat arus listrik, kebakaran, jari tergunting.
6. Finishing:
kain tergunting, jari tergunting.
7. Packing:
tergores, bahaya kejatuhan tangan.
8. Proses
distribusi: kecelakaan lalu lintas.
1
c.
Keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja
Proses produksi
|
Faktor Ergonomi
|
Sesuai
|
Tidak Sesuai
|
Keterangan
|
Proses pemasokan
barang
|
|
V
V
|
|
|
Pemotongan
|
|
V
V
V
V
|
|
|
Sablon
|
|
V
V
|
|
|
Menjahit
|
|
-
V
V
V
|
-
|
Pekerja tidak menggunakan pakaian kerja yang telah
disediakan
|
Packing
|
|
V
V
V
|
|
|
Proses
Distribusi
|
|
V
V
|
|
|
- d. Faktor Manusia
Tenaga kerja tidak melakukan keselamatan-keselamatan k3, tidak menggunakan alat
proteksi yang telah disediakan, dan mempunyai naluri cara kerja sehat.
2. PEMANTAUAN
2.1
Faktor Teknis
a. Sarana dan Peralatan Kerja
.
Penyimpanan bahan baku di gudang menggunakan rak penyimpanan, Penjiplakan pola
di atas bahan dan proses pemotongan dengan kapur jahit, alat potong listrik,
papan potong, dan pemberat, proses obras dan jahit menggunakan mesin obras jait
benang 4, mesin jahit kelim, mesin jahit over deck dan gunting pada pembuatan kaos. Sedangkan proses menjahit kain menggunakan mesin
jahit satu jarum dan obras.
2.2 Faktor
Manusia
a. Kesehatan Tenaga Kerja
Tidak dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, tidak dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan berkala, dan dilaksanakan pemeriksaan kesehatan khusus.
Di tempat industri yang kami observasi tersedia pemeriksaan gratis keklinik,
dan ada alat-alat P3K yang disediakan sebagai langkah pertolongan awal yang
diberikan kepada para pekerja apabila ada yang mengalami kecelakaan dalam
bekerja.
- b. Kesesuaian Sikap, Cara dan Sistem Kerja
Sikap dan sistem dalam kerja juga di perbolehkan untuk
komunikasi dengan sesama pekerja dengan waktu yang tidak terbatas. Cara kerja angkut dan
angkat yaitu, memegang dengan tepat, lengan berada dekat dengan badan dalam
posisi lurus, punggung dalam posisi lurus, posisi kaki tepat dalam
menopang pada pancalan mesin, beban
dekat dengan garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh.
3. UPAYA PENGETAHUAN, REKAYASA PENGENDALIAN DAN
PENANGGULAN
3.1
Rekayasa Teknologi Pengendalian
a. Lingkungan Kerja
Faktor gangguan:
- Penerangan: pemasangan lampu.
- Iklim kerja: memasang kipas angin, menambah ventilasi alam.
- Kebisingan: melakukan perawatan secara rutin terhadap mesin jahit, pengaturan waktu kerja selama 8 jam perhari.
- Getaran: melakukan perawatan secara rutin terhadap mesin jahit.
- Oksigen : udara yang tidak sedap di hirup karena di sampingnya terdapat got.
- b. Keselamatan Kerja
Faktor
Bahaya
|
Pengendalian
dan Pencegahan
|
Ya
|
Tidak
|
Kebakaran
|
|
|
V
|
Terkena
jarum jahit
|
|
V
|
V
|
Jari/tangan
terpotong alat pemotong kain
|
|
V
|
V
|
Kecelakaan
lalu lintas
|
|
V
V
V
|
|
- c. Penerapan Ergonomi
Objek
|
Kriteria
|
Keterangan
|
Tempat duduk
|
|
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai
|
Meja kerja
|
|
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
|
3.2
Pencegahan dan Penanggulan Dari Aspek Manusia
a. Penyakit Akibat Kerja
Terdiri dari dua
aspek yaitu:
- Penyakit akibat kerja: Tidak mengevaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Melaksanakan peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dengan kesehatan kuratif, proporsional, dan rehabilitatif. Tidak meningkatan kebersihan perorangan dan membiasakan cara hidup sehat.
- Sikap dan sistem kerja: komunikasi dengan sesama pekerja.
- b. Sikap dan Sistem Kerja
Sikap dan sistem dalam kerja juga di
perbolehkan untuk komunikasi dengan sesama pekerja dengan waktu yang terbatas.
Cara kerja angkut dan angkat yaitu, memegang dengan tepat, lengan berada dekat
dengan badan dalam posisi lurus, punggung dalam posisi lurus, posisi kaki tepat
dalam menopang tubuh, beban dekat dengan garis vertikal yang melalui pusat
gravitasi tubuh.
BAB III
PENUTUP
- A. KESIMPULAN
Pihak manajemen dan tenaga kerja nampaknya belum memiliki
pengetahuan yang dalam tentang kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan produksi banyak aspek-aspek yang kurang sesuai dengan apa
yang seharusnya dilakukan untuk mencapai kesehatan dan keselamatan kerja,
contohnya seperti minimnya kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri.
- B. SARAN
Pemerintah diharapkan memberikan
sosialisasi yang lebih kepada pihak industri mengenai pentingnya K3 untuk
dilaksanakan. Sosialisasi tersebut bisa melalui media cetak maupun elektronik
agar tingkat kesadaran akan pentingnya melaksanakan K3 semakin meningkat.
Pihak manajemen sebaiknya tidak hanya menganjurkan
namun mewajibkan kepada karyawannya untuk bisa menerapkan K3, sebab hal itu demi
terwujudnya keselamatan kerja para karyawannya sehingga tingkat produktivitas
perusaan juga turut meningkat. Para pekerja sebaiknya mulai membiasakan diri
untuk mematuhi aturan-aturan K3 demi kesehatan dan keselamatan kerja dirinya
sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)