teks

Thursday, November 20, 2014

proses produksi konveksi.Oc

MAKALAH
PROSES PRODUKSI DIINDUSTRI KONVEKSI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Konsep Teknologi

DOSEN :
MISBACH MUNIR.ST.MT.




 











Oleh :
Mahfud Sholeh                                  201469030033
Nur Alwan                                         201469030021
Abdul Jabbar Ash-Ashiddiq            201469030019
Abdul Majid                                      201469030062
Gunawan                                           201469030020





PROGRAM TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2014


KATA PENGANTAR


        Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.

      Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Proses Produksi Diindustri konveksi, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

       Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Pak Misbach Munir  yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.

      Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.




Sengonagung ,17 september 2014



 Penyusun     




Daftar ISi
Halaman Judul……………………………………….………………………………………I
Kata Pengantar………………………………………………………………………………II
DAftar ISi…………………………………………………………………………………..III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………….………………………………………..1
1.2 ujuan Masalah………………………………….…………………………...…….1
BAB II PROSES PRODUKSI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1.1  Profil  perusahaan konveksi Duta Collections’ ………………………………….2
1.2  Proses Produksi dan Identifikasi permasalahan………………………………….2
1.3  Identifikasi Permasalahan………………………………………………………..3
2. PEMANTAUAN
2.1  Faktor Teknis……………………………………………………………………..4
2.2 Faktor Manusia……………………………………………………………..……5
3. UPAYA PENGETAHUAN, REKAYASA PENGENDALIAN DAN PENANGGULAN
            3.1  Rekayasa Teknologi Pengendalian………………………………………………5
3.2  Pencegahan dan Penanggulan Dari Aspek Manusia……………………………..6
BAB III PENUTUP
4.1  Kesimpulan………………………………………………………………………..8
4.2  Saran……………………………………………………………………………..8





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG

Industri konveksi adalah suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian jadi  pakaian wanita, pria, anak, pakaian olahraga, maupun pakaian-pakaian partai politik. Industri konveksi bisa di bilang perusahaan yang sedang karena tenaga kerjanya masih dibilang sedikit. Umumnya, perusahaan-perusahaan konveksi mempergunakan bahan baku berupa tekstil dari bermacam-macam jenis, seperti katun, kaos, linen, polyester, rayon, dan bahan-bahan syntesis lain ataupun campuran dari jenis bahan-bahan tersebut.
Pada perusahaan konveksi ‘Duta collection’s’ mempunyai alat-alat yang biasanya digunakan yaitu berupa mesin potong, mesin jahit, alat sablon, setrika, jarum jahit, kursi kerja, papan potong bahan, meja setrika dan meja pengepakan.
Bahan-bahan dan alat yang dipegunakan dalam mengelola industri perusahaan konveksi ini dapat menjadi faktor penyebab terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat berpengaruh pada tingkat produktivitas. Alangkah baiknya jika kita bisa menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat membantu tenaga kerja terhindar dari gangguan-gangguan pada lingkungan kerja.

1.2         TUJUAN MASALAH

    1. Mengetaui profil perusahaan konveksi duta collections’.
    2. Mengetahui proses produksi dan identifikasi permasalahan.
    3. Mengetahui pemantauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
    4. Mengetahui upaya Pengetahuan Rekayasa, Pengendalaian Dan Penanggulangan.









BAB II
1.      PROSES PRODUKSI DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1.1  Profil  perusahaan konveksi Duta Collections’.
            Perusahaan konveksi Duta Collections’ didirikan oleh lembaga yayasan darut taqwa pada tahun 2013. Duta Collections’ berada dijln.pondok pesantren ngalah no 16 sengonagung purwosari pasuruan. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam kaos olahraga dan model baju lainnya mulai ukuran S hingga ukuran yang besar 3XL. Sejak berdirinya perusahaan ini hingga sekarang mempunyai 15  karyawan tetap, masing- masing karyawan mempunyai tugas dan pekerjaan. Diantaranya yaitu:
Karyawan bagian control 2 orang
Karyawan bagian pemotongan: 2 orang
Karyawan bagian sablon: 1 orang
Karyawan bagian obras dan jahit: 9orang
Karyawan bagian paking: 1 orang.
Perusahaan konveksi Duta Collections’ memiliki jam kerja yang sudah ditentukan yaitu pada pukul 07.00 sampai 15.00 WIB. Banyak pelanggan yang memesan kaos olahraga dengan menghubungi nomer telepon (0343)613116. Hingga sekarang perusahaan konveksi ini berjalan dengan lancar dan sukses.
1.2  Proses Produksi dan Identifikasi permasalahan.
  1. a.       diagram alir dan uraian proses produksi.
  1. a.      Uraian proses produksi:
  2. Bahan baku dipasok dari agen kemudian diangkut menggunakan alat transportasi menuju tempat penyimpanan barang.
  3. Bahan baku tekstil ditata sedemikian rupa pada rak penyimpanan agar tidak membahayakan.
  4. Setelah dari gudang, bahan baku akan melalui proses penjiplakan pola dan pemotongan. Bahan digelar di atas papan potong, setelah itu digambar sesuai dengan pola karton yang sudah disiapkan. Setelah semua pola selesai dijiplak, bahan tekstil dipotong sesuai dengan bentuk pola menggunakan mesin pemotong kain.
  5. Setelah bahan menjadi potongan-potongan pola, bagian-bagian yang memerlukan sablon akan masuk ke bagian penyablonan. Pada proses ini terlebih dahulu gambarnya akan didesain di komputer kemudian disablon secara printing ataupun secara manual.
  6. Setelah melalui proses penyablonan potongan-potongan bahan tersebut akan diobras sekaligus dijahit menggunakan mesin obras jahit benang 4, dikelim dengan mesin jahit kelim, dan juga dipasangkan over deck pada bagian garis lehernya.Sama halnya dengan menjahit baju kain.
  1. Setelah pakaian selesai dijahit, pakaian akan melewati proses finishing yaitu buang benang.
  2. Pakaian jadi yang telah selesai dijahit dan telah melalui proses buang benang akan dicek kelayakannya dengan cara quality control yang dilakukan oleh pimpinan industri sendiri.
  3. Pakaian yang lolos quality control akan dikemas dalam plastik kemasan.
  4. Pakaian yang telah dikemas akan diangkut dengan alat transportasi untuk didistribusikan.
1.3  Identifikasi Permasalahan
            a.  Faktor Lingkungan Kerja
1. Proses pemasokan barang    : Polusi udara, cuaca.
2. Gudang Bahan                     : Penerangan, iklim kerja, debu.
3. Pemotongan bahan              : Penerangan, iklim kerja, debu.
4. Sablon                                 : Penerangan, iklim kerja, bahan kimia, uap
5. Menjahit                              : Penerangan, iklim kerja, kebisingan, getaran, debu.
6. Finishing                              : Penerangan, iklim kerja, debu.
7. Quality control                     : Penerangan, iklim kerja, debu.
8. packing                                : Penerangan, iklim kerja, debu.
9. Proses distribusi                   : Polusi udara, cuaca.
  1. b.      Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja
Prose produksi:
1.      Proses pemasokan barang: bahaya kecelakaan lalu lintas.
2.      Gudang: bahaya kebakaran.
3.      Pemotongan:jari terpotong, tersengat arus listrik, kebakaran akibat konsleting.
4.      Sablon: Tangan terkena bahan kimia, gangguan pernafasan, gangguan. penglihatan akibat kelelahan bekerja pada komputer, tangan terkena setrika, tersengat arus listrik.
5.      Menjahit: Jari terkena jarum, tersengat arus listrik, kebakaran, jari tergunting.
6.      Finishing: kain tergunting, jari tergunting.
7.      Packing: tergores, bahaya kejatuhan tangan.
8.      Proses distribusi: kecelakaan lalu lintas.

1        c.       Keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja
Proses produksi
Faktor Ergonomi
Sesuai
Tidak Sesuai
Keterangan
Proses pemasokan barang
  • Kendaraan
  • Alat pengaman
V
V


Pemotongan
  • Ukuran papan potong
  • Posisi duduk
  • Sikap dalam bekerja
  • Cara dan sistem kerja
V
V
V
V


Sablon
  • Komputer
  • Alat sablon
V
V


Menjahit
  • Ukuran baju kerja
  • Kursi duduk
  • Sikap kerja
  • Cara dan system kerja
-
V
V
V
-
Pekerja tidak menggunakan pakaian kerja yang telah disediakan
Packing
  • Kegiatan angkat dan junjung
  • Sikap kerja
  • Ruang gerak
V

V
V


Proses Distribusi
  • Kendaraan
  • Alat pengaman
V
V


                                                                            
  1. d.      Faktor Manusia
                  Tenaga kerja tidak melakukan keselamatan-keselamatan k3, tidak menggunakan alat proteksi yang telah disediakan, dan mempunyai naluri cara kerja sehat. 


2. PEMANTAUAN
2.1  Faktor Teknis
      a.  Sarana dan Peralatan Kerja
.               Penyimpanan bahan baku di gudang menggunakan rak penyimpanan, Penjiplakan pola di atas bahan dan proses pemotongan dengan kapur jahit, alat potong listrik, papan potong, dan pemberat, proses obras dan jahit menggunakan mesin obras jait benang 4, mesin jahit kelim, mesin jahit over deck dan gunting pada pembuatan kaos. Sedangkan proses menjahit kain menggunakan mesin jahit satu jarum dan obras.
2.2 Faktor Manusia
      a.  Kesehatan Tenaga Kerja
              Tidak dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, tidak dilaksanakan pemeriksaan kesehatan berkala, dan dilaksanakan pemeriksaan kesehatan khusus. Di tempat industri yang kami observasi tersedia pemeriksaan gratis keklinik, dan ada alat-alat P3K yang disediakan sebagai langkah pertolongan awal yang diberikan kepada para pekerja apabila ada yang mengalami kecelakaan dalam bekerja.
  1. b.    Kesesuaian Sikap, Cara dan Sistem Kerja
Sikap dan sistem dalam kerja juga di perbolehkan untuk komunikasi dengan sesama pekerja dengan waktu yang tidak terbatas. Cara kerja angkut dan angkat yaitu, memegang dengan tepat, lengan berada dekat dengan badan dalam posisi lurus, punggung dalam posisi lurus, posisi kaki tepat dalam menopang pada pancalan mesin, beban dekat dengan garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh.
3. UPAYA PENGETAHUAN, REKAYASA PENGENDALIAN DAN PENANGGULAN
3.1  Rekayasa Teknologi Pengendalian
       a.  Lingkungan Kerja
       Faktor gangguan:
  1. Penerangan: pemasangan lampu.
  2. Iklim kerja: memasang kipas angin, menambah ventilasi alam.
  3. Kebisingan: melakukan perawatan secara rutin terhadap mesin jahit, pengaturan waktu kerja selama 8 jam perhari.
  4. Getaran: melakukan perawatan secara rutin terhadap mesin jahit.
  5. Oksigen : udara yang tidak sedap di hirup karena di sampingnya terdapat got.

  1. b.   Keselamatan Kerja   

Faktor Bahaya
Pengendalian dan Pencegahan
Ya
Tidak
Kebakaran
  • Disediakan alat pemadam api khusus

V
Terkena jarum jahit
  • Perlu hati-hati pada waktu menjahit
  • Menggunakan bidal
V

V
Jari/tangan terpotong alat pemotong kain
  • Menggunakan mesin potong yang dilengkapi dengan pelindung didepannya
  • Berhati-hati


V
V
Kecelakaan lalu lintas
  • Menggunakan safety riding (motor)
  • Menggunakan safety belt (mobil)
  • Mematuhi rambu-rambu lalu lintas
V
V
V


  1. c.       Penerapan Ergonomi
Objek
Kriteria
Keterangan
Tempat duduk
  • Tinggi tempat duduk
  • Panjang alas duduk
  • Lebar tempat duduk
  • Sandaran pinggang
  • Sandaran tangan
  • Sudut alas duduk
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai
Meja kerja
  • Tinggi meja kerja
  • Tebal daun meja
  • Permukaan meja
  • Lebar meja
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
 
3.2  Pencegahan dan Penanggulan Dari Aspek Manusia
       a.  Penyakit Akibat Kerja
       Terdiri dari dua aspek yaitu:
  1. Penyakit akibat kerja: Tidak mengevaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Melaksanakan peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dengan kesehatan kuratif, proporsional, dan rehabilitatif. Tidak meningkatan kebersihan perorangan dan membiasakan cara hidup sehat.
  2. Sikap dan sistem kerja: komunikasi dengan sesama pekerja.
  1. b.     Sikap dan Sistem Kerja
      Sikap dan sistem dalam kerja juga di perbolehkan untuk komunikasi dengan sesama pekerja dengan waktu yang terbatas. Cara kerja angkut dan angkat yaitu, memegang dengan tepat, lengan berada dekat dengan badan dalam posisi lurus, punggung dalam posisi lurus, posisi kaki tepat dalam menopang tubuh, beban dekat dengan garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh.



















BAB III
PENUTUP
  1. A.     KESIMPULAN
            Pihak manajemen dan tenaga kerja nampaknya belum memiliki pengetahuan yang dalam tentang kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan produksi banyak aspek-aspek yang kurang sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai kesehatan dan keselamatan kerja, contohnya seperti minimnya kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri.

  1. B.    SARAN
Pemerintah diharapkan memberikan sosialisasi yang lebih kepada pihak industri mengenai pentingnya K3 untuk dilaksanakan. Sosialisasi tersebut bisa melalui media cetak maupun elektronik agar tingkat kesadaran akan pentingnya melaksanakan K3 semakin meningkat.
Pihak manajemen sebaiknya tidak hanya menganjurkan namun mewajibkan kepada karyawannya untuk bisa menerapkan K3, sebab hal itu demi terwujudnya keselamatan kerja para karyawannya sehingga tingkat produktivitas perusaan juga turut meningkat. Para pekerja sebaiknya mulai membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan K3 demi kesehatan dan keselamatan kerja dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment